Matematikawan sekaligus analis Fred Krueger memprediksi harga Bitcoin (BTC) bisa melesat dari kisaran US$150.000 pada 21 Juli 2025 menjadi US$600.000 hanya dalam 90 hari. Artinya, sekitar tanggal 19 Oktober 2025.
Krueger memaparkan serangkaian kemungkinan peristiwa geopolitik serta ekonomi spekulatif yang bisa menjadi katalis kenaikan ekstrem harga Bitcoin ini.
Proyeksi yang ia beri judul “The Final Run” ini menggambarkan serangkaian fase peristiwa yang saling berkaitan. Krueger menyajikan pandangan yang sangat spekulatif soal apa yang bisa terjadi jika sistem keuangan tradisional runtuh dan aset alternatif seperti Bitcoin dan emas mengambil alih panggung utama.
Semuanya bermula dari lelang surat utang AS senilai US$200 miliar yang gagal menarik peminat pada 21 Juli 2025. Peristiwa itu lantas memicu krisis kepercayaan pada dolar. Ia memperkirakan negara-negara BRICS akan meluncurkan sistem pembayaran baru yang diselesaikan dengan emas dan Bitcoin setelah gagalnya lelang tersebut.
Negara-negara termasuk Venezuela, Turki, dan Nigeria disebut-sebut akan mengalihkan cadangan devisanya ke BTC pada Agustus. Krueger juga mengantisipasi imbal hasil surat utang AS akan terbang melampaui 8,5% pada bulan September.
Di saat yang sama, ia menerawang harga properti AS akan ambruk hingga 35% dalam kurun waktu tiga pekan. Situasi ini akan memperparah gejolak finansial yang sudah terjadi. Sementara itu, perusahaan teknologi besar diramalkan mulai mengadopsi Bitcoin secara signifikan.
Semua skenario tersebut memuncak pada Oktober, lewat gelaran konferensi “New Bretton Woods”. Dalam pertemuan ini, AS dirumorkan akan merestrukturisasi dolar agar 25% ditopang oleh Bitcoin dan 25% lainnya oleh emas.
“BTC sentuh US$600.000, emas di US$10.400, minyak di US$180 per barel, DXY: 68,” tutur Krueger.
Ia juga memprediksi keruntuhan tajam di pasar saham, dengan indeks S&P 500 anjlok hingga 50%. Ramalan Krueger ini mengikuti prediksi sebelumnya tentang BTC.
Bulan lalu, ia meramalkan terdapat peluang 77% bahwa Bitcoin akan mencetak rekor harga all-time high (ATH) pada 2025. Menariknya, hal ini sudah terwujud.
Dalam unggahan terbarunya, analis Ted Pillows mengungkapkan bahwa pasokan uang M2 di berbagai ekonomi utama telah mencapai rekor tertinggi. Ia mencatat dolar AS kemungkinan akan mengikuti jejak tersebut. Karena korelasi signifikan antara M2 dan BTC, aset kripto ini pun mungkin akan segera kembali menembus ATH-nya.
Sementara itu, Bitcoin telah lebih dahulu mencetak rekor harga all-time high (ATH) baru di negara-negara dengan inflasi tinggi seperti Argentina dan Turki. Hal ini menumbuhkan harapan bahwa AS akan menjadi negara berikutnya.
Kondisi pasar turut memperkuat ekspektasi ini. Menurut data CryptoQuant, Realized Capitalization Bitcoin melonjak sebesar US$3,0 miliar hanya dalam satu hari. Para analis menilai ini sebagai sinyal kuat terjadinya akumulasi pasar, yang seringkali menjadi pertanda awal lonjakan harga monumental.
“Perilaku ini menunjukkan bahwa modal tidak sekadar mengalir ke Bitcoin, melainkan dengan sudut pandang jangka panjang. Dalam konteks saat ini, lonjakan ini memperkuat tesis bahwa pasar sedang membangun posisi menjelang potensi breakout, seiring akumulasi yang menguat di dekat level psikologis utama,” tulis Carmelo Alemán.
Performa harga Bitcoin juga menunjukkan sinyal menggembirakan. Dalam sebulan terakhir, nilainya telah melesat sebesar 21,5%. Pada waktu publikasi, BTC diperdagangkan di angka US$106.339, hanya terpaut 2,3% dari rekor tertingginya.
COO MEXC, Tracy Jin, meyakini bahwa BTC berpotensi menutup celah ini dan bahkan melejit hingga US$150.000 pada akhir 2025.
“Aset ini telah membukukan enam pekan berturut-turut dengan pertumbuhan positif, ditutup mendekati US$106.500. Level US$105.800 menjadi zona resistance penting: jika breakout terkonfirmasi, harga bisa melaju ke US$109.000, dengan proyeksi optimistis menyentuh US$130.000 di Q3 dan berpotensi mencapai US$150.000 di akhir tahun,” tutur Jin kepada BeInCrypto.
Ia menegaskan bahwa daya tarik Bitcoin sebagai sarana lindung nilai jangka panjang terhadap risiko fiat dan utang negara kian menguat, terutama di tengah ketidakseimbangan ekonomi global. Jin menambahkan bahwa seiring meningkatnya minat institusional, Bitcoin kini turut membentuk strategi portofolio modern, bukan hanya dalam lanskap crypto. Menurutnya, peran Bitcoin sebagai aset makro strategis sudah tak terbantahkan, terlepas dari fluktuasi harga jangka pendek.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi dan analisis harga Bitcoin (BTC) dalam menorehkan level US$600.000 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
