Jakarta (ANTARA) – Kenaikan harga bahan bakar yang tidak menentu membuat banyak pengemudi mulai beralih ke cara mengemudi yang lebih efisien. Salah satu teknik yang kini semakin populer adalah eco driving sebuah gaya atau teknik berkendara yang fokus pada efisiensi energi, keselamatan, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Mulai dari menjaga kecepatan stabil, menghindari akselerasi mendadak, hingga merawat kendaraan secara rutin, teknik ini terbukti mampu menghemat konsumsi bahan bakar sekaligus mengurangi emisi gas buang.
Lebih dari sekadar penghematan, eco driving juga memberi kenyamanan dan umur kendaraan yang lebih panjang. Penasaran bagaimana cara kerjanya dan apa saja manfaatnya? Simak penjelasan lengkap berikut ini, melansir berbagai sumber.
Baca juga: Mau “eco driving”? ini caranya
Pengertian teknik eco driving
Eco driving adalah metode berkendara yang bertujuan meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pendekatan ini mengajak pengemudi untuk menjaga kestabilan kecepatan dengan menghindari akselerasi dan pengereman mendadak. Penggunaan gigi transmisi yang sesuai sangat dianjurkan, begitu pula dengan membatasi muatan kendaraan dan tidak membiarkan mesin menyala saat berhenti dalam waktu lama.
Selain itu, pengemudi juga dianjurkan untuk rutin memeriksa tekanan udara pada ban serta melakukan perawatan kendaraan secara berkala. Teknik ini tidak hanya membantu menghemat bahan bakar dan menekan emisi gas buang, tetapi juga berkontribusi pada perpanjangan usia pakai kendaraan.
Selain itu, eco driving termasuk dalam tiga pilar utama keterampilan mengemudi yang penting untuk dikuasai setiap pengemudi. Dua pilar lainnya adalah defensive driving, yang fokus pada upaya menyelamatkan nyawa, waktu, dan biaya, serta safety driving, yang menitikberatkan pada teknik berkendara aman dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya di jalan.
Menariknya, eco driving merupakan gabungan dari pendekatan safety driving yang berbasis teknik, dengan defensive driving yang mengandalkan aspek psikologis dan antisipatif. Perpaduan keduanya menghasilkan gaya mengemudi yang efisien secara waktu dan biaya, aman, sekaligus lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Hemat biaya bensin saat mudik, gunakan teknik berkendara ini
Manfaat eco driving
1. Berkontribusi pada kelestarian lingkungan
Penerapan eco driving memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Jika para pengemudi secara konsisten menjalankan teknik ini, maka hal tersebut akan membantu menekan emisi karbon dan gas rumah kaca. Selain lebih ramah lingkungan, cara berkendara ini juga dapat memperpanjang usia kendaraan dan menekan biaya servis yang tinggi.
2. Mengurangi risiko terjadinya kecelakaan
Dengan menjaga kecepatan tetap rendah dan menjaga jarak aman dengan kendaraan lain, eco driving membantu meningkatkan keselamatan berkendara. Teknik ini memberi waktu lebih bagi pengemudi untuk bereaksi terhadap kondisi di jalan.
Selain itu, menghindari pengereman mendadak juga dapat mengurangi risiko tergelincir, terutama saat kondisi jalan licin. Tidak hanya efisien, pendekatan ini juga mendukung keselamatan pengguna jalan.
3. Menjaga performa mesin lebih lama
Mengemudi dengan halus tanpa akselerasi dan pengereman mendadak berdampak baik pada kondisi mesin. Gaya berkendara yang lebih stabil mengurangi tekanan pada sistem pengereman dan komponen mesin lainnya, sehingga tingkat keausan berkurang. Dengan demikian, umur pakai kendaraan jadi lebih panjang dan biaya perawatan bisa ditekan.
4. Menghemat penggunaan BBM
Salah satu keunggulan utama eco driving adalah efisiensi bahan bakar. Menjaga kecepatan tetap stabil, menghindari akselerasi tiba-tiba, serta menggunakan transmisi secara tepat dapat membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit. Gaya berkendara ini membantu menurunkan pengeluaran operasional dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Baca juga: Eco driving Fun Rally dilepas Menteri LK dan Kehutanan
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025