Jakarta (ANTARA) – Oklahoma City Thunder kembali mencatat sejarah dengan melangkah ke Final NBA 2025, 13 tahun setelah penampilan terakhir mereka di partai puncak. Keberhasilan ini tak lepas dari peran penting Shai Gilgeous-Alexander, pemain muda asal Kanada yang menjadi motor utama kebangkitan Thunder bersama dua rekan setimnya, Chet Holmgren dan Jalen Williams.
Musim 2024–2025 menjadi tahun emas bagi Shai. Ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik NBA (MVP) setelah mencatat rata-rata 32,7 poin per pertandingan—tertinggi di liga—serta memimpin NBA dalam jumlah percobaan tembakan bebas (7,9 per gim). Performa gemilangnya tidak hanya tercermin dari statistik individu, tetapi juga membawa Thunder menutup musim reguler dengan rekor terbaik, 68 kemenangan dan hanya 14 kekalahan.
Pemain bernama lengkap Shai Gilgeous-Alexander ini lahir pada 12 Juli 1998 di Toronto, Ontario, Kanada. Ia tumbuh dalam keluarga atletis. Ibunya, Charmaine Gilgeous, merupakan mantan pelari Olimpiade yang mewakili Antigua dan Barbuda pada Olimpiade Barcelona 1992 di nomor 400 meter, sementara sang ayah, Vaughn Alexander, pernah bermain basket saat muda. Setelah orang tuanya berpisah, Shai pindah ke Hamilton, Ontario bersama sang ibu dan adik laki-lakinya.
Perjalanan karier Shai tidak selalu mulus. Ia sempat tidak masuk tim utama saat duduk di kelas 9 dan hanya bermain di tim tingkat pemula. Namun, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil saat ia pindah ke Sir Allan MacNab Secondary School dan kemudian ke Hamilton Heights Christian Academy di Tennessee, Amerika Serikat—sebuah sekolah yang dikenal sebagai “pabrik” atlet basket muda.
Ia menempuh satu musim di perguruan tinggi bersama University of Kentucky pada 2017–2018 di bawah pelatih John Calipari. Di musim perdananya, Shai mencatat rata-rata 14,4 poin dan 5,1 assist per gim. Ia memimpin Kentucky menjuarai turnamen SEC dan terpilih sebagai MVP turnamen sebelum mengumumkan diri untuk mengikuti NBA Draft 2018.
Baca juga: Klasemen NBA: Cavs dan OKC belum terkalahkan, Bucks terburuk di Timur
Shai dipilih oleh Charlotte Hornets pada urutan ke-11 sebelum ditukar ke Los Angeles Clippers. Meski hanya bermain semusim, ia menunjukkan potensi besar, termasuk saat mencetak 25 poin dalam pertandingan playoff melawan Golden State Warriors. Namun pada musim panas 2019, ia ditukar ke Oklahoma City Thunder dalam kesepakatan besar yang melibatkan Paul George. Banyak pihak, termasuk mantan pelatih Clippers Doc Rivers, mengakui bahwa kehilangan Shai adalah kesalahan besar.
Di Oklahoma City, Shai berkembang pesat. Ia terus meningkatkan produktivitasnya setiap musim, hingga akhirnya meledak pada musim 2022–2023 dengan mencatat 31,4 poin per gim dan finis di posisi keempat sebagai pencetak angka terbanyak NBA. Musim berikutnya, ia mencetak 30,1 poin per gim dan memimpin liga dalam jumlah steal (150), serta membawa Thunder kembali ke playoff setelah absen tiga tahun.
Musim 2024–2025 menjadi puncak performanya. Selain mencetak poin terbanyak di liga, Shai juga dikenal sebagai pemain yang cerdas dalam mengelabui lawan melalui pergerakan tubuh dan tipuan kepala. Dalam wawancaranya bersama ESPN pada 2024, ia mengatakan, “Saya seperti kecanduan perasaan menjadi lebih baik. Kalau saya hanya punya 10 tahun lagi bermain, kenapa tidak saya berikan semuanya?”
Tak hanya jago di lapangan, Shai juga dikenal sebagai ikon gaya. Ia pernah dinobatkan sebagai Most Stylish Man of the Year oleh GQ pada 2022 dan tampil di peragaan busana Paris Fashion Week pada tahun berikutnya.
Selain gemilang di NBA, Shai juga tampil membela tim nasional Kanada di Olimpiade Paris 2024. Meski hanya sampai perempat final sebelum disingkirkan Prancis, partisipasinya menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain elite dunia.
Kini, bersama Holmgren dan Williams, Shai memimpin generasi baru Thunder yang digadang-gadang mampu membangun dinasti baru di NBA—bahkan mungkin melampaui era Kevin Durant, Russell Westbrook, dan James Harden pada 2012.
Lewat semangat kerja keras, kedewasaan, dan kemampuan luar biasa, Shai Gilgeous-Alexander tak hanya membawa Oklahoma City Thunder ke Final NBA, tetapi juga menciptakan harapan baru bagi masa depan waralaba tersebut.
Mampukah Shai Gilgeous-Alexander membawa trofi NBA ke kubu OKC Thunder dalam final menghadapi Indiana Pacers mendatang?
Baca juga: OKC tak terkalahkan di Barat, tumbangkan San Antonio Spurs 105-93
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025