Pasca rilis data inflasi CPI Amerika Serikat (AS), harga Bitcoin sempat melonjak mendekati level US$105.000 pada perdagangan kemarin. Namun pada hari ini (15/5), sang jawara kripto itu kembali terkoreksi ke kisaran US$102.982, menyusut 0,6% dalam 24 jam terakhir. Bitcoin memerlukan katalis tambahan untuk bisa melanjutkan reli di tengah masih merebaknya sentimen makro dan juga tarif Trump.
Pada Rabu (14/5), harga Bitcoin sempat menyentuh US$104.700. Sementara Ethereum (ETH) lompat 9% ke kisaran US$2.700. Mendapatkan dorongan dari pernyataan optimistis Presiden Trump dan masuknya Coinbase ke dalam S&P 500.
Kepercayaan pasar meluas dan ikut membuat harga saham Coinbase (COIN) ikut meroket 24%. Analis Reku, Fahmi Almuttaqin menjelaskan, optimisme investor di pasar kripto dan Saham AS merupakan imbas dari positifnya laporan inflasi CPI AS. Laporan tersebut menyebut bahwa inflasi turun ke 2,3%, lebih rendah dari ekspektasi ekonomi di 2,4%. Selain itu, angka tersebut juga menjadi level terendah sejak tahun 2021.
“Terlepas dari ketidakpastian terkait dampak kebijakan dagang Presiden Trump yang masih membayangi, perkembangan tersebut menggambarkan kondisi ekonomi AS yang masih cukup solid,” kata Fahmi melalui keterangan resmi.
Pasar Membutuhkan Katalis Baru
Dari sisi kebijakan, kesepakatan dagang terbaru AS dengan Inggris dan Cina, serta pelonggaran tarif barang bernilai rendah dari Cina, turut memberi sinyal positif bagi pasar. Namun, investor terlihat masih cukup berhati-hati di tengah tren positif yang terjadi saat ini.
Hal itu terlihat dari naiknya harga emas sebagai aset lindung nilai sebesar 0,6% ke US$3.240,30. Di sisi lain, Investor tradisional AS juga mulai melakukan profit taking dan hold pada investasi Bitcoin mereka.
Terefleksi dari aliran dana masuk neto pada instrumen ETF Bitcoin spot sebesar US$-91,4 juta pada Selasa kemarin, menyudahi tren netflow positif beruntun pada instrumen tersebut selama empat hari sebelumnya.
Lebih lanjut menurut Fahmi, pasar kemungkinan akan membutuhkan katalis baru untuk melanjutkan reli. Meskipun tren positif yang ada khususnya di pasar kripto masih terlihat cukup solid, area harga US$106.000 berpotensi menjadi resistance yang cukup sulit untuk tertembus di tengah potensi kenaikan inflasi dan perlambatan pertumbuhan Ekonomi.
“Perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan AS yang lebih akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi, pengesahan kebijakan pro-kripto AS yang memiliki dampak signifikan, serta optimisme The Fed untuk menurunkan suku bunga, merupakan beberapa contoh potensi katalis baru yang mungkin dapat berkembang ke depan,” pungkas Fahmi.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
