Valuasi US$500 Miliar Tether Picu Rumor IPO

CEO Tether Paolo Ardoino menepis pembicaraan tentang penerbit stablecoin yang akan go public. Sikapnya ini muncul meskipun valuasi perusahaan tersebut.

Pembicaraan ini muncul setelah Circle, pesaing dan rival pasar Tether, meluncurkan IPO (Initial Public Offering) dan mulai diperdagangkan di NYSE.

Paolo Ardoino Bantah Pembicaraan IPO

Analisis pasar menilai raksasa stablecoin ini sebesar US$515 miliar. Menurut Jon Ma, seorang builder di Artemis, ini cukup untuk menjadikan Tether sebagai perusahaan ke-19 paling berharga di dunia. Secara khusus, ini akan menempatkan Tether di depan perusahaan besar seperti Costco dan Coca-Cola.

“Jika Tether go public HARI INI, Tether akan menjadi perusahaan terbesar ke-19 di dunia dengan nilai US$515 miliar. Itu di depan Costco dan Coca Cola,” tulis Ma.

Jon Ma memperkirakan bahwa berdasarkan laba bersih Tether sebesar US$13 miliar pada 2024 dan proyeksi EBITDA sebesar US$7,4 miliar untuk 2025, perusahaan ini bisa mencapai valuasi US$515 miliar jika go public.

“Valuasi Tether sebesar US$515 miliar adalah angka yang indah. Mungkin sedikit pesimis mengingat treasury Bitcoin + Emas kami yang saat ini (dan terus meningkat), namun saya sangat terhormat. Juga sangat bersemangat untuk fase pertumbuhan berikutnya dari perusahaan kami,” tulis Ardoino.

Meski proyeksi optimistis, Ardoino menjelaskan bahwa Tether tidak berniat untuk go public. Dalam postingan lanjutan, dia dengan singkat menyatakan, “Tidak perlu go public.” Ini menunjukkan kepercayaan pada struktur dan arah perusahaan saat ini yang tetap privat.

Debut Circle di Wall Street Soroti Valuasi Stablecoin

Pembicaraan ini mendapatkan perhatian setelah Circle, pesaing terdekat Tether di sektor stablecoin, resmi go public dalam IPO bersejarah.

Diperdagangkan dengan ticker $CRCL, penawaran Circle sebanyak 34 juta saham dengan harga US$31 per saham menargetkan valuasi US$8,1 miliar. Ini menandai pertama kalinya penerbit stablecoin terdaftar di NYSE (New York Stock Exchange).

Model Ma menerapkan kelipatan EBITDA 69,3x yang tinggi dari Circle ke proyeksi pendapatan Tether tahun 2025, yang mengasumsikan peningkatan pasokan USDT yang berkelanjutan dan Fed Funds Rate yang stabil sekitar 4,2%.

Postingannya menjelaskan bahwa model tersebut mengecualikan keuntungan yang belum direalisasi dari Bitcoin dan emas, yang menyumbang sekitar US$5 miliar dari laba Tether tahun 2024.

Beberapa komentator, seperti Anthony Pompliano, mendorong valuasi lebih jauh. “US$1 triliun pada akhirnya,” dia memperkirakan. Jack Mallers dari Twenty One Capital menggemakan sentimen tersebut dengan perkiraan yang lebih optimistis “lebih dari US$1 triliun”.

Namun, di samping hype, skeptisisme muncul. Seorang pengguna menunjukkan bahwa go public akan membuka Tether untuk lebih banyak pengawasan dan audit.

Di tengah latar belakang ini, pengguna tetap skeptis bahwa Tether bisa go public, merujuk pada masalah transparansi yang telah lama membayangi Tether selama bertahun-tahun.

Sikap Ardoino memperkuat pandangan ini. Meskipun berpotensi bernilai lebih dari banyak raksasa S&P 500, Tether tampaknya puas untuk terus berkembang secara privat tanpa sorotan regulasi tambahan dari Wall Street.

Produk inti Tether, USDT stablecoin, tetap menjadi aset kripto yang paling banyak diperdagangkan berdasarkan volume. Namun demikian, perusahaan ini juga telah secara signifikan mendiversifikasi neraca keuangannya.

Laporan atestasi terbaru menunjukkan bahwa Tether memegang miliaran dalam obligasi AS, emas, dan Bitcoin, aset yang semakin mendukung kekuatan dan kredibilitas keuangannya.

Seiring ruang stablecoin memasuki fase baru pengawasan institusional dan eksposur pasar publik, Tether tampaknya berkomitmen untuk tumbuh dengan caranya sendiri.

Apakah strategi itu akan membuatnya tetap di depan pesaing publik seperti Circle? Ardoino bertaruh bahwa tetap privat adalah kekuatan, bukan kelemahan.